Bismillah awal wal akhiru....
Seorang darwis miskin suatu kali menghampiri seorang guru bahasa Arab yang tidak memiliki kelas. Sang guru menuliskan pelajarannya dengan kapur pada dinding kota. Sang darwis bertanya kepada siguru, apakah ia boleh belajar dan menulis huruf Arab. Terdorong oleh ketulusan sang darwis, sang guru menawarkan pengajaran secara cuma-cuma. Ia mengambil garis vertikal pada dinding dn menjelaskan, "Ini adalah huruf alif, huruf yang pertama." Sang darwis membungkuk, berterima kasih, kemudian berjalan pergi. Sang guru, yang terbiasa mengajarkan setidaknya setengah dari keseluruhan abjad pada pengajaan pertama, merasa terkejut. Ini akan menjadi sebuah proses pengajaran yang sangat panjang....
Pada hari berikutnya, bahkan minggu berikutnya, sang darwis tidak kembali. Akhirnya, sang guru melupakannya. Beberapa bulan kemudian, sang darwis muncul. Matanya memancarakan cahaya batiniah. ia membungkuk dengan hormat dan mengatakan siap untuk pelajaran berikutnya. sang guru berpikir, "Kita tidak akan dapat menyelesaikan keseluruhan abjad dengan tempo seperti ini," namun yang ia katakan pada sang darwis adalah, "Baiklah. Pertama kali, mari kita mengulang pelajaran yang pertama. Tulislah huruf alif pada dinding ini."
Sang Darwi menulis huruf alif, lalu dinding itu pun runtuh....
Terinspirasi dari buku : Psikologi Sufi untuk Transformasi..HATI, DIRI, & JIWA by Robert Frager (Syekh sufi dan profesor psikologi pada Instutute of Transpersonal Personal Psychologi, California..
(Thank berat buat si'Andre Maulana' atas bukunya ini...salam Ihwan TQN...Dre...)
Hikmah yang terdapat dalam kisah ini....memngingatkan kita bahwa ada hal yang lebih dari sebuah permulaan yang sederhana daripada yang kita sadari. Rahasia dari kemajuan spritual adalah bukan berapa banyaknya kita belajar...namun sejauh mana penguasaan kita terhadap pelajaran tersebut....
----0000---------
C A H A Y A I M A N....
Cahaya iman bagaikan lampu yang indah, yang diselubungi tabir hijab yang berlapis-lapis. Walau pun cahayanya terang benderang dan sempurna, kita harus menyingkirkan tabir hijab yang menutupinya. Pada dasarnya, kita tidaklah bersifat buruk/jahat. Kita bahkan dilahirkan dengan kebaikan dan kearifan bawaan. Kita semua memiliki cahaya iman yang sama. Walaupun cahaya tersebut sepenuhnya tertabiri, pada dasarnyaia tetap utuh dansempurna. Tugas diri adalah menyingkap tabir itu dari cahaya yang telah dipancarkan Tuhan kedalam hati kita, dan memohon kepadanya agar membantu kita, dan mejadikan sgala upaya kita tidaklah sia2.
Bagi sebagian orang yang telah menyentuh kedalaman hati. Tuhan menampakan pengetahuan batiniah tentang kebajikan2 spiritual, seperti sifat mulia, murah hati, sabar,dan kegigihan melawan kecenderungan2 negatif (hawa nafsu). Sebagian lainnya diberi kemampuan untuk berbicara denga fasih mengenai Tuhan, dan sifat-sifat-Nya yang Paha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Indah, Maha Besar Maha Pengampun dan Maha Pemaaf dsb..Sebagian lainnya dianugerahi kemampuan untuk menulis puisi2 yang menyentuh, tulisan2 mengenai Tuhan dn jalan spiritual. Sebagian lainnya juga melakukan perenungan yang sangat mendalam mengenai keunikan dan keesaan Tuhan, sehingga mereka tidak melihat sesuatu selain Tuhan di dalam diri mereka. Arif sejati adalah bagaikan pencari mutiara didalam dirinya...Ia terus menerus mecari dengan menyelam dan menyelam jauh ke dalam diri..
--------00000---------
Selasa, 21 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar