Menjadi Kekasih Allah adalah impian dari setiap orang yang beriman, Namun impian itu apakah hanya akan menjadi angan-angan atau telah muncul sebuah harapan yang menjadikan impian tersebut berubah menjadi cita-cita yang akan terwujud.
Apakah menjadi kekasih Allah sudah menjadi impian dari setiap muslim atau bahkan tidak pernah terpikirkan sama sekali oleh seorang muslim dan hanya mejalankan ritual kewajiban tanpa ada keinginan untuk bisa dekat dengan Nya dan menjadi kekasih Nya????.
Apakah mata kita telah tertutup dibutakan oleh keindahan yang bersifat keduniawian dan menjadikan kecintaan pada keduniawian di atas kecintaan Nya, Dan lupa dengan yang menciptakan keindahan tersebut. Tanyakanlah pada diri kita sendiri apa penyebabnya.
-Masihkah kita merasa teramat senang saat menerima ratusan juta atau bahkan milyaran rupiah sampai lupa bersyukur pada yang Maha Pemberi?, Masihkah…???
-Masihkah kita senantiasa menunggu orang yang kita kasihi saat sakit dan dalam keadaan koma di RS hingga kita merasa sulit untuk menyisihkan waktu untuk shalat walau hanya beberapa menit dan lupa untuk berdoa pada Nya bagi kesembuhan orang yang kita sayangi dan bahkan mungkin malah kita memaki kepada Nya atas musibah ini. Benarkah…???
-Masihkah kita merasa diri hebat dan paling baik, karena hafalan Quran dan Hadist telah kita kuasai, Ilmu Agama telah tersalurkan pada ribuan jamaah dan ratusan masjis telah dikunjungi, Ratusan juta infak telah tersumbangkan, Puasa sunah tak pernah ketinggalan, ibadah haji telah dijalankan hingga jarinya tak cukup untuk menghitungnya. Masihkah …???
Jika kita masih seperti yang diungkapkan diatas, maka kita masih sangat jauh untuk bisa menjadi kekasih Nya. Maka bersihkanlah hati-2 kita. Untuk menjadi Kekasih Allah tentunya kita harus menjadi orang yang beriman dan bertakwa.
Sayyidina Utsman bin Affan r.a. pernah mengatakan lima hal penting sebagai wujud taqwa pada seseorang, yaitu Suka bergaul dengan orang yang baik dalam agamanya serta dapat mengekang hawa nafsu syahwat dan lisannya ; Bila ditimpa musibah keduniaan yang besar, dia menanggapnya sebagai ujian; bila ditimpa urusan kecil mengenai keagamaan dia merasa untung karenanya; tidak menjejali perutnya walaupun dengan makanan yang halal karena takut tercampur dengan barang haram; dan pada pandangannya orang lain sudah berhasil membersihkan dirinya sedangkan dirinya merasa masih kotoooooor.
“Suatu hari Rasulullah berjumpa dengan beberapa sahabat, beliau bertanya: ‘Apa kabar kalian pagi ini?’ mereka menjawab: ‘Kami tetap beriman kepada Allah. ‘ Apa tanda iman kalian?’ tanyanya, merekapun menjawab: Kami tabah menghadapi cobaan, bersyukur atas kehidupan yang enak dan kami ridho kepada ketentuan Allah SWT.’ Mendengar jawaban itu beliau bersabda: “Demi Rabb penguasa Ka’bah, kalian benar-benar beriman.”
Untuk mengetahui apakah kita sudah menjadikan Allah sebagai kekasih sejati atau belum, Kita dapat mengecek:
1. Sudahkah kita selalu taat pada perintah Nya?
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. Al Imran [5]:54).
2. Sudahkah selalu ingin bertemu dengan Nya dalam peribadatan?
3. Sudahkah mengharapkan keridhaan hanya dari Nya?
4. Kepada hukum siapakah hati ini memihak, hukum Allah ataukah hukum thaghut?
Suatu waktu Rasulullah SAW bersabda bahwasannya Allah Ta’ala berfirman :
“ Barangsiapa yang memusuhi kekasih Ku maka Aku menyatakan perang kepadanya. Sesuatu yang paling kusukai dari apa yang dikerjakan oleh hamba-Ku untuk mendekatkan diri kepada-Ku adalah bila ia mengerjakan apa yang telah kuwajibkan kepadanya. Seseorang itu akan senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan mengerjakan kesunatan-kesunatan sehingga Aku mencintainya. Apabila Aku mencintainya maka Aku merupakan pendengaran yang ia pergunakan untuk mendengarnya, Aku merupakan tangan yang ia pergunakan untuk menyerangnya, dan Aku merupakan kaki yang ia pergunakan untuk berjalan. Seandainya ia bermohon kepada-Ku pasti Aku akan mengabulkannya dan seandainnya ia berlindung diri kepada-Ku pasti Aku akan melindunginya” (HR. Bukhari).
Subhanallah, masih adakah yang tidak ingin menjadi kekasih Nya .
(dari hati yang selalu berharap menjadi kekasih Nya.)
* Ainun Mardiyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar